Kepedulian yang tak pernah pudar, terus menerus dipertebal
oleh harap itu, Jikalau aku bisa
mengikis habis peduli itu mungkin tak akan berkelanjutan seperti sekarang ini,aku
berusaha memperkecil lukaku tapi nihil hasilnya luka itu terus tergoyok memperluas
daerah kekuasaanya.
Tak akan ada lagi peduli di benakmu itu,keheningan menatap
lurus sembari menjelajah kosong matamu, tak ditemukan titik peduli itu. Ingatanmu
dulu mana? Sekarang hanya ada Kamu yang tak mengenal lagi dulu, saat pernah
disatukan oleh waktu.Secepat itu dampak dari kekosongan benakmu? satu sama lain
diantaranya telah berbeda.
Sekarang kau hanyalah
kosong yang tak berani menatap,entahlah apa yang ada dibenakmu,selemah itu
keberanianmu? Tidakkah kau ingin membagi waktu berhargamu itu? Sedikit saja aku
pinta.
Layaknya aku yang merindukan diriku sendiri begitu pula kau.Perlu
diingat,Waktu tak akan pernah pikun mengingat masalalu, kutanya pada asaku
sendiri? Kenapa ia? pura-pura lupa? Pura-pura tak menatap kenal denganku? Kemana
lontaran syair lelucon kemarin? sudah hilang diterpa kekosongan,mungkin.
Apa yang terjadi? Tak taulah. Tolong benahi semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar