Minggu, 05 Januari 2014

titik jenuh



Setelah berlama diri aku mengharap,mengharapkan sesuatu yang tak pasti!  Ya dia , selaku sosok yang menjadikan aku hidup begitu nyata “dulu”
Orang  yang sama yang selalu kujejakkan di lusuh itu,orang yang selalu mustahil  saat dipikir, ia tak akan pernah tau,sudah-sudahlah sejuta rangkai kata yang bisa ia ucapkan dulu hanya bisa membuatku terkagum dengan sosok yang benar-benar nyata “mungkin” kataku dulu. Tapi pada akhirnya, nyata harus kuakui,kenyataan pahit yang membuatku semakin terpuruk,semakin jatuh kedalam jurang tempat perbentengan itu berada,benteng pertahanan yang telah lama kubangun,sangat disayangkan satu titik itu merobohkan semuanya,menghancurkan segala-galanya.titik yang telah mengakui kejenuhannya ,yang tak kuat dengan arus yang dia hadapi.
Dulu,kenapa aku selalu mengharap? Jika nantinya aku akan seperti  ini? Aku salah,ya memang aku salah! Tapi ketahuilah mengagumi itu lebih dari cukup untukku,ibarat ia yang terkagum-kagum dengan wanita lain,mungkin seperti inilah diriku.Wanita itu sangat beruntung, , dia sangat dicintai oleh lelaki ini.tak bisa disesalkan lagi,semuanya sudah terjadi,tak bisa dipungkiri layaknya semua orang mempunyai hak untuk bahagia.
Mungkin aku terlalu dalam diseret oleh arusnya,sehingga aku seperti ini, saat ini aku mencoba menghilang dari hidupnya,mencoba melupakan semua harap yang dulu mengkokohkan benteng pertahanan itu.
Yang bisa kulakukan saat ini hanya bisa menatap dari jauh,apadaya nyata tak mengizinkan kami berbicara,sangat menyakitkan! Semakin hari-semakin banyak sosok yang masuk dalam hidupnya,sosok yang nantinya akan semakin menjerumuskanku kedalam palung penyesalan,lelah jika terus membenam pada asa yang semakin pudar  di hadapan, harus kuakui aku tidak bisa menahan kuat ,aku sangat lelah! perbekalan yang mengkokohkan itu  telah habis.dan pada akhirnya aku menyerah dengan permainan ini.Mungkin waktu akan menjawab seberapa lama aku harus berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar