Selasa, 14 Januari 2014

Menunda sejenak



Rintik hujan yang mengirimkan kekhawatiran akan suatu alasan,ya tidak lain itu itu lagi.Aku terlalu perasa dengan keadaan,tak bisa sembarang  menghentikan ,berlarut suasana yang dihadapi semakin pudar dihadapan,hilangkan seberkas khawatir ini Tuhan,tak kubiarkan sepotong  hati ikut campur  lagi,ia selalu terkorban untuk melampauinya, luka itu terus menyayat habis hingga teronggok mati.
Cukup satu kali perasaku seperih ini,tak cukup tebal dinding  penahan itu, tusukan runcing perih itu terlalu dalam merembes keseluruh benak jiwa,begitu menyakitkan,bekas tancapan yang tak akan pernah pudar sekalipun.Sudahi semuanya,aku akan melupa sejenak.Menunda sakit seperti kemarin.
Begitu besar khawatir ini,hilangkan perasa ini Tuhan,aku tak ingin terlibat lagi dalam jaring menyesakkan kemarin,tenggelam dalam keperihan terjerat tak bisa keluar sungguh menyakitkan! Hanya meratapi situasi,toh diratapi pun tak kan bisa terbenahi.
Selimut khawatir  yang kunjung menebal, tak bisa tertoreh lepas sedikit pun.Begitu besar angan ku melampaui garis harap yang terlalu jauh. cukup ! aku benar lelah jikalau harus melampaui  garis finis , aku menyudahinya.cukup sampai disini penantian itu, melihat bekas luka yang belum kering kemarin.
Sudahlah,sudahi semuanya, penantian ini tak kan ada ujung , tak kan kuizinkan lagi harapku mendalam,mampuku mencoba mendangkalkan harap, menunda sejenak harap yang terus memperdalam diri.mungkin seperti itu.

Senin, 13 Januari 2014

Adakah kalian mengerti?



Aku telah lama menghindar begitupun ia,sudahlah jangan diungkit-ungkit masalah yang sempat berkoar kemarin,aku hanya ingin memperbaiki hubungan tali silaturahmi,gimana aku memperbaiki? Kalau sedikit saja aku melisankan namanya bisikan-bisikan kalian merasuk di gendang telinga membuatku takut akan lisanku sendiri,stop tolong sudahi! Aku benar-benar telah melupakan kejadian kemarin,aku benar telah melupakan ia,aku telah berusaha menutupi lubang kecil yang sempat menyayat hati. biarlah waktu yang mungkin tak akan pernah pikun akan masalalunya.

Memang melupakan tak semudah merobek usang tak berguna,mampuku ingin menormalkan waktu seperti dulu,lontaran lelucon yang membuat suara berpekik,Tuhan aku rindu waktu yang sempat kuhabiskan bersama lontaran lelucon itu, begitu cepat waktu merubah seseorang, akupun tak sempat menoleh kebelakang lagi seperti sedia kala.

Lelah jikalau harus terus seperti ini,kini hanya ada kebisuan keadaan,toh aku tak pernah mendengar pekikan namaku dilisannya, apakah aku benar-benar telah dicoret di daftar orang yang sempat ia kenal? Tak apalah.

Terpenting itu,tolong sudahi lontaran kata-kata kalian,lontaran yang hanya menghanyutkan suasana! itu tak berguna sama sekali! Kalian tau? Itu bisa memperlemah kekuatanku,tak membuatku berdaya,menyurutkan keberanianku.mengertilah tolong, kalian hanya memperkeruh suasana bisu itu .Bisu itu perlu bicara ,sangat ingin.

Minggu, 12 Januari 2014

Entahlah



Kepedulian yang tak pernah pudar, terus menerus dipertebal oleh harap itu,  Jikalau aku bisa mengikis habis peduli itu mungkin tak akan berkelanjutan seperti sekarang ini,aku berusaha memperkecil lukaku tapi nihil hasilnya luka itu terus tergoyok memperluas daerah kekuasaanya.

Tak akan ada lagi peduli di benakmu itu,keheningan menatap lurus sembari menjelajah kosong matamu, tak ditemukan titik peduli itu. Ingatanmu dulu mana? Sekarang hanya ada Kamu yang tak mengenal lagi dulu, saat pernah disatukan oleh waktu.Secepat itu dampak dari kekosongan benakmu? satu sama lain diantaranya telah berbeda.

 Sekarang kau hanyalah kosong yang tak berani menatap,entahlah apa yang ada dibenakmu,selemah itu keberanianmu? Tidakkah kau ingin membagi waktu berhargamu itu? Sedikit saja aku pinta.

Layaknya aku yang merindukan diriku sendiri begitu pula kau.Perlu diingat,Waktu tak akan pernah pikun mengingat masalalu, kutanya pada asaku sendiri? Kenapa ia? pura-pura lupa? Pura-pura tak menatap kenal denganku? Kemana lontaran syair lelucon kemarin? sudah hilang diterpa kekosongan,mungkin.

Apa yang terjadi? Tak taulah. Tolong benahi semuanya.

Hentikan



Jangan biarkan aku terus-menerus hidup dalam keterpurukkan ini,siapapun yang ada diluar sana tolong keluarkan aku,lelah jika terus berjalan  menemukan seberkas cahaya di jurang ini karena semuanya percuma, dimana-mana hanya terdapat keheningan yang ditemani gulita gelap sepanjang jalan  layaknya malam saat beristirahat,setitik sinar itu sangat kuperlukan untuk membawaku ke dunia mereka yang telah berhasil mewujudkan harapannya.

Selama ini asaku terbenak sangat dalam,gelap itu terus menyeretku membuat pandangan disekelilingku pudar,walaupun aku sudah berpegang pada seranting kayu dipnggir jurang  rasanya percuma,aku butuh kuat untuk melampauinya.

ibarat permainan,permainan apa ini?  Tolong hentikan semuanya .aku terlalu lemah jikalau harus mendengar keceriaan mereka yang menang , jadikan aku kuat seperti dulu Tuhan
kapan seberkas sinar itu akan menghampiri perjalanan panjangku ini? Aku sangat lelah aku perlu istirahat untuk mengembalikan ingatan kemarin,aku ingin berhenti sekarang juga.

Maaf tuan,aku menganggumu lagi , aku tidak memaksamu masuk tuan,mungkin dinding asaku yang tidak mampu menahanmu ia terlalu lemah, kau selalu ikut ambil dalam masalahku,untuk saat ini tolong sudahi.

 “Aku berhenti” ahhh itu hanya kata biasa ! layaknya sepatah kata yang tak pernah bermakna, sudahi semuanya tuan!  Omong kosong  yang selalu kulontarkan itu tak berarti apa-apa,nyatanya aku terus-menenus terbenak dalam pandangmu .

Minggu, 05 Januari 2014

Awal yang baru



Berapa alas yang membuatku terus berharap.Sebanyak itu! Sangat lama aku mempertahankan semuanya.Waktu yang semakin berguyur menipiskan alas tersebut.Semua akan sia-sia terbuang,percuma mempertahankan semuanya.Mungkin lebih baik mengakhiri !memang kelihatannya tidak mudah, dalam konteks ini ada hati yang terkorban,tak apa.

Sudah saatnya aku belajar memberhentikan semuanya.Ya ! Titik itu yang menghancurkanku seperti ini,ia mendorong paksa pertahanan yang rumit itu.Tak bisa disangkal! Ini sudah terjadi.Sepotong hati yang kutitipkan itu telah semakin rapuh,mengingat seberapa lama lagi ia terus menghadapi kejenuhannya.Aku harus berhenti,mengakhiri semuanya!

Terima kasih untuk sosok yang selama ini membuatku benar-benar “Nyata” dalam menghadapi kehidupan.Terima kasih untuk segalanya,izinkan aku untuk keluar dalam keterpurukkanku.Diri ini tidak dapat menahan kuatnya asa yang semakin pudar dari hadapan.Sudahlah,lupakan semuanya! Putar kembali waktu diawal kita saling mengenal,aku ingin kembali dimana aku benar-benar belum mengerti segala arti yang namanya “Pengorbanan”. Terima kasih,Mungkin Tuhan akan mempertemukan kita,jika memang ditakdirkan.

Terima kasih



Sejuta alas yang mendukungku tetap bertahan,seiring waktu semakin tua,alas itu menampakkan kepudarannya, kisah ini akan tetap kukenang. mengingat ia seseorang yang sangat dekat denganku dulu,tapi tidak untuk saat ini,waktu selalu berusaha memisahkan.

Aku tak ingin berlama-lama lagi membenam ini,akan berusaha  memudarkan, tak ada bagusnya setelah dipikir . Aku harus mengakhiri, harus bisa walaupun ada sepotong hati yang akan tersakiti nantinya,tak apa ini tak akan lama daripada aku terus membenakkan asaku yang akan semakin terpuruk. Mungkin tak akan ada yang namanya harapan palsu,karena itu sendirinya datang dari seseorang yang selalu mengharap. Diri ini tersadar mengingat ,Aku  siapalah aku dimatamu?

Mungkin dulu hanya senda guraunya yang ingin menghiburku,tapi senda gurau itu membuat aku jatuh hati “dulu”. Mengingat masa lalu memang tak bisa dihindari semua orang pasti memiliki,jangan disesali melainkan harus disyukuri,Tuhan punya rencana kedepannya.

Dulu memang harap itu tak pernah pudar,mengingat ia selalu datang mengetuk pintu hati yang seolah mengkokohkan harap seseorang,tapi untuk saat ini aku akan mengakhiri semuanya, aku harus berhenti,tak tahu lah seberapa lama pemberhentian ini.

Terima kasih telah masuk di sepotong cerita hidupku,terimakasih telah menyenangkan hati untuk beberapa waktu,terima kasih atas segala perhatian yang kau jejakkan dulu,kini tersisa sebaris kenangan yang mengisi inbox pesan yang kau kirim .Terima kasih , untuk saat ini aku benar-benar harus “Menyerah” .