Kepada lelaki yang kini mulai beruban,
Aku ingin merenungi banyak hal tentangmu terutama tentang aku yang telah enam
belas tahun memilikimu. Pertama, tentang perjalanan yang telah membawaku ke
tahap ini. Adalah sebuah syukur kepada semesta bahwa aku telah diberikan
kesempatan bernapas, enam belas tahun hidup di dunia,dibahumu aku bersandar ,menatap
lembut wajahmu,mataku terbelai oleh senyummu,tak kuasa isak menampung semuanya
hingga aku menangis karena merasakan getir napasmu yang berubah menjadi sebuah
kebahagiaan,kau menyunggingkan seulas senyum untukku,ayah.
Sepertinya
masa kecil adalah masa-masa aku menjalani sebuah perjuangan dalam hidup.
Belajar telungkup-merangkak-jatuh-berdiri-jatuh-takut berdiri-kamu tuntun lagi
untuk berjalan-hingga aku berani berjalan sendiri.
Waktu
kecil, ketika aku belajar naik sepeda, jatuh. Ketika sekolah dan aku bermain
lari-larian bersama temanku, jatuh. Pengalaman jatuhku cukup banyak, bekas
lukaku juga cukup banyak. Hingga lama kelamaan jatuh menjadi perkara biasa
untuk dihadapi.
Tapi
ada hal unik, yah. Saat ini jatuh bukan lagi perkara tubuh tapi juga perkara
pikiran. Ayah pasti tahu lebih banyak tentang itu. Hanya saja aku selalu ingat
Ayah dan kata-kata Ayah ketika pertama kali aku jatuh. Kupikir itu adalah
alasan yang menguatkanku untuk berdiri.
Ayah,
aku ini tetap menjadi gadis kecil yang manja dihadapanmu. Masih menjadi gadis
kecil yang tidak sanggup berbohong denganmu, semeyakinkan apapun aku berbohong
kamu pasti tahu -walau tentu saja kamu pura-pura percaya padaku-. Aku hanya
ingin mengucapkan sebuah ketulusan, terima kasih banyak atas enam belas tahun ini
tabah sekali merawatku dengan segala keras kepala dan bebalnya aku, sekarang
sudah waktunya aku yang ganti membahagiakanmu.
Walaupun
hidup menjatuhkanku, walaupun segala tujuanku terasa sulit, berkat doa dan
kasih sayangmu segalanya menjadi mungkin dan selalu ada harapan.
Mencintai dan membahagiakanmu itu tidak pernah menemukan kata selesai, Ayah.
Mencintai dan membahagiakanmu itu tidak pernah menemukan kata selesai, Ayah.
Ayah, Jika ada kehidupan lain setelah
ini, ijinkan aku untuk tetap menjadi anakmu, aku menyayangimu.
Selamat ulang tahun ayah 25 Mei 1965