Ketika Sang Surya meniti di permukaan bumi
Dan sang embun mengembara di awang-awang penyiksa
Menembus kulit kaca,menggelitik pori-pori
Sinarnya tak sampai
Terhalang embun kaca penyesat
Kurasakan hingga paru-paru
"Ini berbeda teman, ini bukan kabutmu"
"Kabut ini tidak sejuk, tidak segar"
"iya datang bukan dari tempat kita"
"ini kiriman dari tetangga"
tetangga yang mengembara bersama sang angin
angin yang meniup segalanya.
4 Februari 1998 :) "Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu." (HR Tirmidzi)
Kamis, 16 Oktober 2014
Selasa, 08 Juli 2014
Kau tahu?
Aku telusuri deret huruf yang telah lampau
Menjejak kata demi kata
Menyimak makna demi makna
ini tentang lampaumu
Lampaumu begitu rumit
Kau tahu?
Aku tertatih tatih menelusuri koridor lampaumu
Hasrat yang membimbingku
Ia memaksaku masuk ruang lampaumu
Ia memaksaku mengobrak abrik lampaumu
Ia memaksaku menelaah lampaumu
Ia memaksaku menerjemahkan lampaumu
Ia memaksaku ikut terjerat dalam jaring lampaumu
Disini,aku tak berhak memaksamu melangkah dari
lampaumu
Bahkan untuk membujukmu keluar,aku lemah
Kau tahu?
hasrat yang mendorongku
Membudakku agar menekuri masa lampaumu
Membudakku merangkai kata tak layak edar
Membudakku merapuhkan asa
Membudakku agar mengumpulkan sesak
Membudakku agar menampung isak
Kau tahu?
Semua ini mengutuk perasaanku
Melumpuhkan rasaku
Mematikan harapku
Mengubur anganku
Menutup jalanku menujumu
~Ratih
Sabtu, 07 Juni 2014
Rindu
kutarik
lurus benang yang menghubungkan masalalu,
mataku berpetualang sejenak menjelajah ruang tempatku terdiam saat ini ,sepi
senyap,angin bergelut angan dan harap
memutar kembali ingatan usang yang telah lama terkubur,ingatan tentang sosok
itu kembali mengusik ruang tunggu hati
,ingatan itu bergegas memutar kisah tak bertuan satu tahun lalu, ia mengobrak
abrik kisah usang yang tersusun rapi di dalam sesak,yang menyisakan kenang didalam isak,kini kisah itu berantakan, ada
bagian kecil dari kisah ini yang hilang ,bagian ini bagian yang kurindukan.
‘yang mana?’ ingatanku mencari bagian kecil dari kisah ini,ia
kembali menelusuri waktu,mencoba mengingat kembali kisah yang hilang ini
‘dimana dia?’ Sekali lagi ia kembali bertanya, tak satupun
yang menjawab selain senyap .seketika ingatanku buyar didapati pandanganku menangkap
sosok yang melintas dihadapan
‘Itu dia!’ sosok itu melintas begitu saja,tanpa kata,tanpa
menghiraukanku,genap sudah kisah menyesakkan ini
Ketika kenyataan masih tetap sama
seperti satu tahun yang lalu,sama-sama tak bertuan,sama-sama menyisakan
sesak,hanya saja rasa ini masih tetap sama,dibagian akhir tulisan ini aku hanya
ingin mengungkapkan bahwa aku merindukanmu.
Selasa, 27 Mei 2014
Selamat ulang tahun Ayah
Kepada lelaki yang kini mulai beruban,
Aku ingin merenungi banyak hal tentangmu terutama tentang aku yang telah enam
belas tahun memilikimu. Pertama, tentang perjalanan yang telah membawaku ke
tahap ini. Adalah sebuah syukur kepada semesta bahwa aku telah diberikan
kesempatan bernapas, enam belas tahun hidup di dunia,dibahumu aku bersandar ,menatap
lembut wajahmu,mataku terbelai oleh senyummu,tak kuasa isak menampung semuanya
hingga aku menangis karena merasakan getir napasmu yang berubah menjadi sebuah
kebahagiaan,kau menyunggingkan seulas senyum untukku,ayah.
Sepertinya
masa kecil adalah masa-masa aku menjalani sebuah perjuangan dalam hidup.
Belajar telungkup-merangkak-jatuh-berdiri-jatuh-takut berdiri-kamu tuntun lagi
untuk berjalan-hingga aku berani berjalan sendiri.
Waktu
kecil, ketika aku belajar naik sepeda, jatuh. Ketika sekolah dan aku bermain
lari-larian bersama temanku, jatuh. Pengalaman jatuhku cukup banyak, bekas
lukaku juga cukup banyak. Hingga lama kelamaan jatuh menjadi perkara biasa
untuk dihadapi.
Tapi
ada hal unik, yah. Saat ini jatuh bukan lagi perkara tubuh tapi juga perkara
pikiran. Ayah pasti tahu lebih banyak tentang itu. Hanya saja aku selalu ingat
Ayah dan kata-kata Ayah ketika pertama kali aku jatuh. Kupikir itu adalah
alasan yang menguatkanku untuk berdiri.
Ayah,
aku ini tetap menjadi gadis kecil yang manja dihadapanmu. Masih menjadi gadis
kecil yang tidak sanggup berbohong denganmu, semeyakinkan apapun aku berbohong
kamu pasti tahu -walau tentu saja kamu pura-pura percaya padaku-. Aku hanya
ingin mengucapkan sebuah ketulusan, terima kasih banyak atas enam belas tahun ini
tabah sekali merawatku dengan segala keras kepala dan bebalnya aku, sekarang
sudah waktunya aku yang ganti membahagiakanmu.
Walaupun
hidup menjatuhkanku, walaupun segala tujuanku terasa sulit, berkat doa dan
kasih sayangmu segalanya menjadi mungkin dan selalu ada harapan.
Mencintai dan membahagiakanmu itu tidak pernah menemukan kata selesai, Ayah.
Mencintai dan membahagiakanmu itu tidak pernah menemukan kata selesai, Ayah.
Ayah, Jika ada kehidupan lain setelah
ini, ijinkan aku untuk tetap menjadi anakmu, aku menyayangimu.
Selamat ulang tahun ayah 25 Mei 1965
Kamis, 01 Mei 2014
hari ini
Alunan yang kau dengarkan kemarin adalah sebuah
pengungkapan,kau mendengarkannya,bahkan kau sempat membalasnya
Mungkin kau sempat bertanya “Apakah ini yang kausebut patah Ra? " Kemudian kau membiarkan waktu berjalan sendiri, menekuri masa demi masa. Hampa. tersudut menikmati alunan itu.
Mungkin kau sempat bertanya “Apakah ini yang kausebut patah Ra? " Kemudian kau membiarkan waktu berjalan sendiri, menekuri masa demi masa. Hampa. tersudut menikmati alunan itu.
" Inikah yang dinamakan sia-sia?" Aku balik
bertanya dalam lamunanku, seolah menjawab pertanyaanmu, Aku masih diam.
Segalanya masih berputar di kepalamu, segala tanya tentang masa lalumu,kau ditenggelamkannya.
"Ra,yang tabah ya" , bisik
remang memecah lamunanku, suara itu,
aku mengenalinya,aku tertunduk kian dalam,beralih melanjutkan lamunanku tadi.
"Apa maksudmu?" aku bertanya
sendiri dalam lamunku, Kau dan aku tak menemukan jawaban apapun dari pertanyaan-pertanyaan
itu hingga akhirnya hening menjamu seluruhnya.
Mungkin,tidak semua
pertanyaan harus mendapat jawaban, tapi cukup dimengerti, cukup diterima. Itu
saja cukup.Kubiarkan hening menjadi tuan rumah bagi situasi
ini. Kenangan dan masalalu tetap ada sebagai bagian dari waktu, bagian
dari sejarah yang meski tak kau suka tapi menjadi alasanmu hidup hari
ini.
Hari ini -atau tepatnya dimulai sejak beberapa waktu
lalu-, kita adalah orang asing. Entah waktu, entah aku yang tak mampu menyikapi
adamu hingga akhirnya segalanya selesai.
Tapi hari ini, aku masih menunggu walaupun tak ada yang datang,
selain sepi.
-1 Mei 2014-
Langganan:
Komentar (Atom)