Kenyataan yang Pahit
Judul Buku : Autumn
in Paris
Nama Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Cetakan ke- : 7 (Tujuh)
Jumlah Halaman : 272 halaman
Tempat Terbit : Jakarta
Jenis cover : Soft Cover
Autumn in Paris adalah novel
kedua Ilana Tan, Karyanya lumayan banyak. Setiap musim ia memiliki kisahnya,
seperti Summer In Seoul, Winter In Tokyo, Spring In London. Dalam
kisah ini ternyata Ilana Tan lebih menjerumus dalam kisah “sad ending”.
Melihat sekilas judul dari kisah ini tentu terdengar unik, ternyata novel ini
mengisahkan seorang gadis yang menyukai Paris dan musim gugur tetapi ia bertemu
dengan pria yang membenci musim gugur dan Paris.
Tara Dupont atau biasa
dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah gadis berdarah campuran Indonesia
- Perancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan
Perancis ia menyukai
Paris dan musim gugur. Ia bekerja sebagai seorang penyiar di stasiun radio yang
cukup terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik,
menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3
bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Perancis dan Bahasa Inggris. Di Paris
Tara memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun
radio yang juga seorang penyiar radio. Ia juga mempunyai seorang kakak angkat berkebangsaan
Perancis yang ia pikir adalah cintanya yang bernama Sebastian. Sampai akhirnya
ia bertemu dengan Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris, teman dari kakak
angkat Tara. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang membenci musim gugur di
Paris, namun pertemuannya dengan Tara mengubah pendiriannya tentang musim gugur
di Paris
Tatsuya
menyukai musim gugur di Paris karena Tara.Awalnya, mereka bertemu secara tidak
disengaja. Ternyata, Tatsuya adalah teman dari kakak angkat Tara. Merekapun
menjadi semakin dekat dan cocok tanpa disangka-sangka. Masa-masa indah mereka
lalui bersama, berjalan-jalan ke tempat-tempat indah di Paris, melihat pemandangan
kota Paris yang romantis. Namun sayangnya, kekejaman takdir kehidupan membuat
mereka berada dalam suatu dilema..Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak
menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia
yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran
terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan juga
begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri
hidup….Sebuah kejadian telah membuka tirai masa lalu... Tatsuya harus
menjauhkan diri dari Tara, walaupun ia merasa itu sangat sulit. Kenyataan yang
pahit telah membuatnya bimbang. Sampai akhirnya Tara juga mengetahui kenyataan
pahit tersebut.
Ilana Tan mengemas cerita ini dengan sangat menarik.
Jalan ceritanya pun tidak mudah ditebak. Banyak juga pengetahuan mengenai kota
Paris, yang mungkin akan berguna bagi kita. Juga ada banyak kata-kata dalam
bahasa Perancis yang dapat kita pelajari.Ilana juga melukiskan pemandangan kota
Paris dengan kalimat yang indah, membuat kita menjadi penasaran dengan kota
Paris dan ikut membayangkannya.Cerita ini ditutup dengan sebuah kalimat sederhana
yang mengandung arti yang dalam “Selama
dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu”. Dan “Seandainya masih
ada harapan – sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia
menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu”.
Alur dalam cerita tersebut juga
tidak membosankan karena setiap babnya penulis mengambil hal-hal yang berbeda,
mulai dari kisah pertemuan, tahap adaptasi sampai klimaksnya yakni terungkapnya
sebuah rahasia.Tapi,dalam
buku ini Ilana Tan tidak mencantumkan Biografinya, hal ini membuat pembaca
novel tidak tahu seperti apa penulis dari novel yang dibaca tersebut. Gaya bahasanya terlalu
baku sehingga kurang begitu memahami ending ceritanya.Meskipun demikian ,novel
ini tetap memikat pembaca untuk menelusuri cerita demi cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar