Senin, 16 September 2013

Cerpen "Mungkin Nanti"


Mungkin nanti
Ratih Pebri Rahmadhani

Bicara tentang ku, berarti bicara sekolah. Bicara sekolah berarti bicara impian siswa.Impian siswa berarti impianku juga , Aku hanyalah gadis remaja biasa dengan kehidupan yang biasa, bersekolah seperi biasa , berharap seperti biasa, dengan ceria dan mempunyai perasaan cinta, tapi aku mempunyai  mimpi  yang luar biasa.       
Aku mempunyai dua orang sahabat bernama Aqisya dan Fanya.Pagi ini memang pagi yang bersahabat bagi ku, cerah dengan sinar matahari yang tidak seberapa panas menyengat. Hangat, itulah yang kurasa. tepat pukul 06.30 aku sampai di sekolah, sesampainya di kelas aku mulai piket yang memang hari ini adalah giliran ku dan empat teman ku beserta Dika. langkah sepatu yang aku tunggu telah mulai aku dengar, hati ku langsung berdegup kencang. ya,itulah langkah sepatu Dika yang selama ini diam-diam aku menyimpan hati untuknya.Ketika ia masuk kelas dia menyapaku
Dengan mata yang bebinar dia senyum padaku smbil menyapaku “Hai sya , pagi”
“Hai Dika pagi“, sapaku sambil tersenyum
Setelah bel masuk berbunyi kami masuk kelas untuk mulai KBM Biologi,aku duduk dengan Fanya dibangku nomor dua, dibelakang kami ada Aqisya dan Oliv dan bangku Dika berada dibelakang bangku aqisya, saat aku meminjam peruncing dengan aqisya tanpa kusadari Dika melihatku,entah mengapa dimatanya tersimpan suatu rasa , entah itu apa.
pada saat jam istirahat siswa-siswi langsung menyerbu kantin dibelakang sekolah termasuk aqisya dan Fanya , sementara aku duduk di depan taman sekolah sendiri membawa sebuah novel yang aku pinjam dari fanya tadi pagi ,novel itu berjudul “Love Story” saat aku buka novel tersebut dan memulai membacanya tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menyapaku
“Haiiii Sya lagi apa nih ?” tanya Dika
“Lagi baca novel love story ka” , jawabku
“Ooh,Aqisya sama fanya mana ?” tanya Dika
“Oo, mereka tadi pergi ke kantin” , jawabku lagi
“Oh iya , boleh aku duduk disebelahmu ?”Dika tersenyum
“Eee, iyaiya silahkan” kataku dengan wajah merah dan hati sedikit degdegan
Dika duduk disampingku sambil membaca Novel bersamaku selama jam istirahat berlangsung, setelah bel berbunyi aku dan Dika segera masuk ke kelas, akhir-akhir ini aku selalu kepikiran Dika, aku selalu bertanya dalam hati apakah Dika juga suka padaku ? seperti aku menyukainya ? sampai sampai ulangan harianku nilainya merosot turun, aku memang suka dengannya tapi di satu sisi aku berpikir tentang masa depanku.
Keesokan harinya,tepatnya hari Senin
Ttettttt................
Bel masuk pun berbunyi , aku berlari segera masuk kelas disana terlihat Aqisya dan Fanya , yang sedang asyik mengerjakan pr.
“Hai i , hai fa “, sapaku kepada mereka
“Hai Farisya” balas mereka padaku
“Hmm, gimana nih aku belum ngerjain pr” gumamku ,
Fanya yang sdh selesai mengerjakan pr hasil contekannya tadi, langsung memberi buku pr nya padaku .
“ ini ... contek saja punyaku” , kata fanya
Aku tersenyum lebar , dan langsung mengambil buku itu. Sementara Aqisya, masih  sibuk menyalin pr nya. Tiba-tiba terlintas suara ditelinga kami,
“selamat pagi anak-anak” sapa pak Ruther
Ia adalah seorang guru Kimia yang sangat killer, nama aslinya Rutherford, mungkin nama itu didapatkan dari buku kimia , karena namanya sama dengan ilmuan yang mengemukakan teori atom .
“Selamat Pagi pak”  jawab kami
“Keluarkan pr Kimia kalian” , kata pak Ruther
Satu persatu pr siswa diperiksa oleh pak RutherSaat ini giliranku, pak ruther menghampiri bangku ku, ia melihat prku belum selesai, disamping buku ku ada buku pr fanya , yang dia pinjamkan padaku tadi
“ Kenapa kamu belum menyelesaikan prmu ?”tanya pak Ruther
“Eeee,semalam saya ketiduran pak , jadi tidak sempat mengerjakan pr”keluhku
“Kenapa kamu tidak mengerjakan prmu sendiri ? ini malah menyalin pr fanya”Kata pak Ruther
pak ruther pun langsung mengambil buku  pr kami , dan  dia berjalan kebangku  Aqisya yang sedang asyik menyalin pr .
“Ini satu lagi , hei aqisya kamu komplotan dengan Farisya dan Fanya agar tidak mengerjakan pr yang saya berikan ?” tanya guru Killer itu .Tanpa sempat dijawab oleh Aqisya , pak Ruther langsung menyambung perkataannya
“Kalian tau arti pr kan ? pr itu dikerjakan dirumah bukan disekolah , mengerjakan pr saja malas gimana kalian mau maju  ?”
Akibat tidak mengerjakan pr aku , Fanya , dan Aqisya , dihukum di lapangan sambil hormat ditiang bendera sampai jam pelajaran pak Ruther berakhir.  Ini sngat membosankan , tapi disela itu terlihat Dika lewat dengan Rio temannya, tak disangka ternyata dia menatap mata dan tersenyum manis denganku.Tapi, aku heran kenapa Aqisya berfikir lain
Ada apa dengannya?,hmm tapi aku berusaha menjaga sikapku karena aku tidak mau dinilai buruk oleh sahabatku, jam pulang pun tiba kami pulang kerumah di dalam perjalanan pulang aku sempat kepikiran dengan nilai-nilaiku yang merosot turun .Setiba dirumah , aku disambut dengan senyuman ibu yang menyimpan berbagai harapan untukku , aku teringat aku dulu pernah janji dengan ibu bahwa aku akan membuat ibu bangga suatu hari nanti,dan aku juga ingat kata-kata ayah ““Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada indahnya mimpi dan cinta yang mereka miliki”tapi disisi lain aku memikirkan Dika , dia adalah laki-laki yang membuat aku jatuh hati dengannya,ditambah lagi sikap Dika akhir-akhir ini menunjukkan suatu perasaannya padaku.
Keesokan harinya tepatnya hari Rabu,pada hari itu  aku duduk di taman sekolah sambil membawa novel yang aku baca dengan Dika kemarin , tak kusangka Dika datang menghampiriku sambil membawa gitar miliknya
“Sya,maukah kamu mendengarkan petikan gitar dariku ?”kata Dika
“Iya ka, boleh” jawabku
Dika mulai memetik gitarnya dan menyanyikan lagu yang berjudul “You Belong With Me” lagu yang dipopulerkan oleh Taylor Swift , sungguh merdu suara Dika diiringi dengan petikan gitarnya membuat hatiku bergetar.
“Sya , aku ingin judul “love story” di novel kita baca kemarin menjadi nyata , aku ingin menjalani cerita cintaku denganmu “, ungkapan perasaannya padaku
Aku hanya senyum padanya, lalu berkata“Aku juga ingin menjalani cerita cintaku denganmu, tapi ini sulit bagiku aku belum bisa menjawab karena banyak hal yang mendasari
“Memang hal itu apa sya ?” keluh Dika dengan cemberut
“Aku telah janji pada ibu bahwa aku akan mementingkan pendidikan dulu dibanding hal-hal yang lain , maafkan aku Ka mungkin suatu saat nanti”jawabku
“oke sya, aku ngerti kok perasaan kamu , tapi ini perasaan yang tulus dariku , nanti aku akan datang lagi untukmu ,dan mendengar jawaban darimu” jawab Dika

Resensi Novel Autumn in Paris :)


 Kenyataan yang Pahit




Judul Buku                  :  Autumn in Paris
Nama Pengarang         : Ilana Tan
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2009
Cetakan ke-                  : 7 (Tujuh)
Jumlah Halaman         : 272 halaman
Tempat Terbit              : Jakarta
Jenis cover                   : Soft Cover       
   
            Autumn in Paris adalah novel kedua Ilana Tan, Karyanya lumayan banyak. Setiap musim ia memiliki kisahnya, seperti Summer In Seoul, Winter In Tokyo, Spring In London.  Dalam kisah ini ternyata Ilana Tan lebih menjerumus dalam kisah “sad ending”. Melihat sekilas judul dari kisah ini tentu terdengar unik, ternyata novel ini mengisahkan seorang gadis yang menyukai Paris dan musim gugur tetapi ia bertemu dengan pria yang membenci musim gugur dan Paris.
 Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah gadis berdarah campuran Indonesia - Perancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan Perancis ia menyukai Paris dan musim gugur. Ia bekerja sebagai seorang penyiar di stasiun radio yang cukup terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Perancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio yang juga seorang penyiar radio. Ia juga mempunyai seorang kakak angkat berkebangsaan Perancis yang ia pikir adalah cintanya yang bernama Sebastian. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek  yang sedang bekerja di Paris, teman dari kakak angkat Tara. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang membenci musim gugur di Paris, namun pertemuannya dengan Tara mengubah pendiriannya tentang musim gugur di Paris
 Tatsuya menyukai musim gugur di Paris karena Tara.Awalnya, mereka bertemu secara tidak disengaja. Ternyata, Tatsuya adalah teman dari kakak angkat Tara. Merekapun menjadi semakin dekat dan cocok tanpa disangka-sangka. Masa-masa indah mereka lalui bersama, berjalan-jalan ke tempat-tempat indah di Paris, melihat pemandangan kota Paris yang romantis. Namun sayangnya, kekejaman takdir kehidupan membuat mereka berada dalam suatu dilema..Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup….Sebuah kejadian telah membuka tirai masa lalu... Tatsuya harus menjauhkan diri dari Tara, walaupun ia merasa itu sangat sulit. Kenyataan yang pahit telah membuatnya bimbang. Sampai akhirnya Tara juga mengetahui kenyataan pahit tersebut.
Ilana Tan mengemas cerita ini dengan sangat menarik. Jalan ceritanya pun tidak mudah ditebak. Banyak juga pengetahuan mengenai kota Paris, yang mungkin akan berguna bagi kita. Juga ada banyak kata-kata dalam bahasa Perancis yang dapat kita pelajari.Ilana juga melukiskan pemandangan kota Paris dengan kalimat yang indah, membuat kita menjadi penasaran dengan kota Paris dan ikut membayangkannya.Cerita ini ditutup dengan sebuah kalimat sederhana yang mengandung arti yang  dalam “Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu”. Dan “Seandainya masih ada harapan – sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu”.
Alur dalam cerita tersebut juga tidak membosankan karena setiap babnya penulis mengambil hal-hal yang berbeda, mulai dari kisah pertemuan, tahap adaptasi sampai klimaksnya yakni terungkapnya sebuah rahasia.Tapi,dalam buku ini Ilana Tan tidak mencantumkan Biografinya, hal ini membuat pembaca novel tidak tahu seperti apa penulis dari novel yang dibaca tersebut. Gaya bahasanya terlalu baku sehingga kurang begitu memahami ending ceritanya.Meskipun demikian ,novel ini tetap memikat pembaca untuk menelusuri cerita demi cerita.