Mungkin
nanti
Ratih
Pebri Rahmadhani
Bicara tentang ku, berarti bicara sekolah. Bicara sekolah berarti
bicara impian siswa.Impian
siswa berarti impianku juga , Aku hanyalah gadis remaja biasa dengan kehidupan
yang biasa, bersekolah seperi biasa , berharap seperti biasa, dengan ceria dan
mempunyai perasaan cinta, tapi aku mempunyai
mimpi yang luar biasa.
Aku mempunyai dua orang sahabat bernama Aqisya dan Fanya.Pagi ini
memang pagi yang bersahabat bagi ku, cerah dengan sinar matahari yang tidak seberapa
panas menyengat. Hangat, itulah yang kurasa. tepat pukul 06.30 aku sampai di
sekolah, sesampainya di kelas aku mulai piket yang memang hari ini adalah
giliran ku dan empat teman ku beserta Dika. langkah sepatu yang aku tunggu
telah mulai aku dengar, hati ku langsung berdegup kencang. ya,itulah langkah
sepatu Dika yang selama ini diam-diam aku menyimpan hati untuknya.Ketika ia
masuk kelas dia menyapaku
Dengan mata yang bebinar dia senyum padaku smbil menyapaku “Hai sya ,
pagi”
“Hai Dika pagi“, sapaku sambil tersenyum
Setelah bel masuk berbunyi kami masuk kelas untuk mulai KBM Biologi,aku
duduk dengan Fanya dibangku nomor dua, dibelakang kami ada Aqisya dan Oliv dan
bangku Dika berada dibelakang bangku aqisya, saat aku meminjam peruncing dengan
aqisya tanpa kusadari Dika melihatku,entah mengapa dimatanya tersimpan suatu
rasa , entah itu apa.
pada saat jam istirahat siswa-siswi langsung menyerbu kantin dibelakang
sekolah termasuk aqisya dan Fanya , sementara aku duduk di depan taman sekolah
sendiri membawa sebuah novel yang aku pinjam dari fanya tadi pagi ,novel itu
berjudul “Love Story” saat aku buka novel tersebut dan memulai membacanya
tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menyapaku
“Haiiii Sya lagi apa nih ?” tanya Dika
“Lagi baca novel love story ka” , jawabku
“Ooh,Aqisya sama fanya mana ?” tanya Dika
“Oo, mereka tadi pergi ke kantin” , jawabku lagi
“Oh iya , boleh aku duduk disebelahmu ?”Dika tersenyum
“Eee, iyaiya silahkan” kataku dengan wajah merah dan hati sedikit
degdegan
Dika duduk disampingku sambil membaca Novel bersamaku selama jam
istirahat berlangsung, setelah bel berbunyi aku dan Dika segera masuk ke kelas,
akhir-akhir ini aku selalu kepikiran Dika, aku selalu bertanya dalam hati apakah
Dika juga suka padaku ? seperti aku menyukainya ? sampai sampai ulangan
harianku nilainya merosot turun, aku memang suka dengannya tapi di satu sisi
aku berpikir tentang masa depanku.
Keesokan harinya,tepatnya hari Senin
Ttettttt................
Bel masuk pun berbunyi , aku berlari segera masuk kelas disana terlihat
Aqisya dan Fanya , yang sedang asyik mengerjakan pr.
“Hai i , hai fa “, sapaku kepada mereka
“Hai Farisya” balas mereka padaku
“Hmm, gimana nih aku belum ngerjain pr” gumamku ,
Fanya yang sdh selesai mengerjakan pr hasil contekannya tadi, langsung
memberi buku pr nya padaku .
“ ini ... contek saja punyaku” , kata fanya
Aku tersenyum lebar , dan langsung mengambil buku itu. Sementara
Aqisya, masih sibuk menyalin pr nya.
Tiba-tiba terlintas suara ditelinga kami,
“selamat pagi anak-anak” sapa pak Ruther
Ia adalah seorang guru Kimia yang sangat killer, nama aslinya
Rutherford, mungkin nama itu didapatkan dari buku kimia , karena namanya sama
dengan ilmuan yang mengemukakan teori atom .
“Selamat Pagi pak” jawab kami
“Keluarkan pr Kimia kalian” , kata pak Ruther
Satu persatu pr siswa diperiksa oleh pak RutherSaat ini giliranku, pak
ruther menghampiri bangku ku, ia melihat prku belum selesai, disamping buku ku
ada buku pr fanya , yang dia pinjamkan padaku tadi
“ Kenapa kamu belum menyelesaikan prmu ?”tanya pak Ruther
“Eeee,semalam saya ketiduran pak , jadi tidak sempat mengerjakan
pr”keluhku
“Kenapa kamu tidak mengerjakan prmu sendiri ? ini malah menyalin pr
fanya”Kata pak Ruther
pak ruther pun langsung mengambil buku
pr kami , dan dia berjalan
kebangku Aqisya yang sedang asyik
menyalin pr .
“Ini satu lagi , hei aqisya kamu komplotan dengan Farisya dan Fanya
agar tidak mengerjakan pr yang saya berikan ?” tanya guru Killer itu .Tanpa sempat
dijawab oleh Aqisya , pak Ruther langsung menyambung perkataannya
“Kalian tau arti pr kan ? pr itu dikerjakan dirumah bukan disekolah ,
mengerjakan pr saja malas gimana kalian mau maju ?”
Akibat tidak mengerjakan pr aku , Fanya , dan Aqisya , dihukum di
lapangan sambil hormat ditiang bendera sampai jam pelajaran pak Ruther berakhir. Ini sngat membosankan , tapi disela itu
terlihat Dika lewat dengan Rio temannya, tak disangka ternyata dia menatap mata
dan tersenyum manis denganku.Tapi, aku heran kenapa Aqisya berfikir lain
Ada apa dengannya?,hmm tapi aku berusaha menjaga sikapku karena aku
tidak mau dinilai buruk oleh sahabatku, jam pulang pun tiba kami pulang kerumah
di dalam perjalanan pulang aku sempat kepikiran dengan nilai-nilaiku yang
merosot turun .Setiba dirumah , aku disambut dengan senyuman ibu yang menyimpan
berbagai harapan untukku , aku teringat aku dulu pernah janji dengan ibu bahwa
aku akan membuat ibu bangga suatu hari nanti,dan aku juga ingat kata-kata ayah
““Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada indahnya mimpi dan cinta
yang mereka miliki”tapi disisi lain aku memikirkan Dika , dia adalah laki-laki
yang membuat aku jatuh hati dengannya,ditambah lagi sikap Dika akhir-akhir ini
menunjukkan suatu perasaannya padaku.
Keesokan harinya tepatnya hari Rabu,pada hari itu aku duduk di taman sekolah sambil membawa
novel yang aku baca dengan Dika kemarin , tak kusangka Dika datang
menghampiriku sambil membawa gitar miliknya
“Sya,maukah kamu mendengarkan petikan gitar dariku ?”kata Dika
“Iya ka, boleh” jawabku
Dika mulai memetik gitarnya dan menyanyikan lagu yang berjudul “You
Belong With Me” lagu yang dipopulerkan oleh Taylor Swift , sungguh merdu suara
Dika diiringi dengan petikan gitarnya membuat hatiku bergetar.
“Sya , aku ingin judul “love story” di novel kita baca kemarin menjadi
nyata , aku ingin menjalani cerita cintaku denganmu “, ungkapan perasaannya
padaku
Aku hanya senyum padanya, lalu berkata“Aku juga ingin menjalani cerita
cintaku denganmu, tapi ini sulit bagiku aku belum bisa menjawab karena banyak
hal yang mendasari
“Memang hal itu apa sya ?” keluh Dika dengan cemberut
“Aku telah janji pada ibu bahwa aku akan mementingkan pendidikan dulu
dibanding hal-hal yang lain , maafkan aku Ka mungkin suatu saat nanti”jawabku
“oke sya, aku ngerti kok perasaan kamu , tapi ini perasaan yang tulus
dariku , nanti aku akan datang lagi untukmu ,dan mendengar jawaban darimu”
jawab Dika